WISATA CANDI GUNUNG GANGSIR & CANDI JAWI KABUPATEN PASURUAN
Foto 1 : Candi Gunung Gangsir
Foto 2 : Candi Gunung Gangsir
Foto 3 : Candi Gunung Gangsir
Bangunan candi yang terbentuk terbuat dari batu bata ini,
memiliki 4 lantai, dengan dua lantai dasar yang merupakan tubuh dan atap candi yang sebenarnya. Denah lantai dasar merupakan segi empat dengan
sebuah tonjolan pada sisi timur, berlawanan arah dengan keletakan tangga. Denah
tubuh dan atap candi juga segi empat, tetapi pada bagian ini keempat sisi
dinding tubuh candi memiliki sebuah bidang tonjolan yang ramping. Sekarang
kondisi candi berupa runtuhan, dan hampir semua sudut pada lantai-lantai dalam
keadaan rusak, begitu juga pada bagian-bagian yang horisontal, tempat bertemunya
lantai-lantai tersebut, sedangkan bagian puncak candi telah hilang. Tidak
banyak informasi yang bisa didapat mengenai candi yang konon dibangun pada masa pemerintahan Raja Airlangga, yaitu sekitar abat ke-11 M. Walaupun diperkirakan
berasal dari masa yang lebih awal sebelum masa pemerintahan Singasari, Candi Gunung Gangsir dibangun menggunakan bahan batu bata, bukan batu andesit. Beberapa
hiasan masih menempel pada dinding candi. Di kiri dan kanan puncak tangga
terdapat hiasan berupa pahatan gambar wadah berhiaskan sulur-suluran dan gambar
seorang wanita. Hiasan yang terbuat dari batu bata tersebut sangat halus,
nyaris terlihat sebagai hasil cetakan, bukan pahatan.
Mengenai
fungsi Candi Gunung Gangsir tidak didapatkan informasi yang jelas. Masyarakat
setempat mempunyai versi tersendiri mengenai tujuan pembangunan candi ini.
Menurut mereka, Candi Gunung Gangsir dibangun sebagai penghormatan kepada Nyi Sri Gati, yang dijuluki Mbok Randa Derma (janda murah hati), atas jasanya dalam
membangun masyarakat pertanian di daerah itu.
Foto 4 : Candi Jawi
Candi Jawi merupakan peninggalan Kerajaan Singosari yang dibangun sekitar abad ke-13. Candi ini berada di Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Pasuruan, Jawa Timur. Candi Jawi terletak di pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan – Kecamatan Prigen dan Pringebukan, sekitar 30 kilometer dari Kota Pasuruan. Banyak wisatawan mengira bahwa Candi Jawi merupakan tempat pemujaan atau tempat peribadatan Buddha, tetapi dari literatur yang ada, candi ini merupakan tempat pedharmaan atau penyimpanan abu dari raja terakhir Singhasari, Kertanegara. Keunikan Candi Jawi adalah adanya relief di
dindingnya. Sayangnya, relief ini belum bisa dibaca. Bisa jadi karena
pahatannya yang terlalu tipis, atau karena kurangnya informasi pendukung,
seperti dari prasasti atau naskah. Negarakertagama yang secara jelas
menceritakan Candi Jawi ini tidak menyinggung sama sekali soal relief tersebut. Candi Jawi dipugar untuk kedua kalinya tahun 1938-1941 dalam masa pemerintahan
Hindia Belanda karena kondisinya sudah runtuh. Akan tetapi, renovasinya tidak
sampai tuntas karena sebagian batunya hilang. Kemudian diperbaiki kembali tahun
1975-1980, dan diresmikan tahun 1982. Bentuk bangunan Candi Jawi memang utuh,
tetapi isinya berkurang. Arca Durga kini disimpan di Museum Empu Tantular,
Surabaya. Lainnya disimpan di Museum Trowulan untuk pengamanan. Sedangkan yang
lainnya lagi, seperti arca Brahmana, tidak ditemukan. Mungkin saja sudah
berkeping-keping.
Agar memudahkan perjalanan wisata, anda bisa
menggunakan jasa TRANSBROMO TOUR AND TRAVEL, demi kenyamanan dan kepuasan
wisata anda, kami berkomitmen untuk memberikan Pelayanan dan Harga yang
terbaik. Untuk lebih jelasnya dapat membuka halaman website resmi kami di
: http://transbromo.com/
Email
: transbromo@gmail.com
Telp
: ( 0343 ) 443535
Sms / Whatsapp :
(+62) 081216852121 / 085235454589 / 91
Pin BBM
: 76371e83 / 5716a705 / 54bee35b
Website
: www.transbromo.com
peninggalan prasejara jadi pengen berfoto di situ..
BalasHapusSajarotun traveler
BalasHapusPeninggalan sejarah yg wajib dilestarikan..
BalasHapusbuat warga prigen, bisa nih ngabuburit kesini sambil nunggu waktu berbuka
BalasHapus